Sabtu, 12 Desember 2015

Nampar atau Nabok atau Apa? XD

Iya sih, sedini mungkin semestinya seorang anak dikenalkan dengan batasan mahrom. Tapi terkadang sulit menghindari kontak kulit dengan bocah lawan jenis.
Iya sih, semestinya pendidik harus punya banyak alternatif cara menangani setiap anak. Tapi saya pun masih belajar, belum semua karakter anak saya kuasai cara berkomunikasinya.
Terkadang, ketika anak kinestetik mulai beraksi, saya kewalahan. Menurut ilmu parenting skill, cara "memenangkan" dan menenangkan anak kecil yang paling ampuh adalah dengan berbicara menatap langsung mata si anak sembari menyesuaikan tingginya dan memegang tangan atau bahunya dengan lembut dan hangat. Atau jika tujuannya menasihati, lebih baik lagi sambil mengelus kepalanya. Jadi bagaimana menerapkan teori tersebut pada anak kecil lawan jenis sambil tetap menanamkan pemahaman batasan mahrom padanya? Di situlah saya masih kesulitan. Lagi pula saya bukan tipe penyabar. Dalam artian, ketika ucapan saya kurang membuahkan hasil saya cenderung langsung turun tangan menenangkan si anak seperti cara di atas. Pada akhirnya, kepada anak kecil laki-laki saya lebih sering menggunakan isyarat tangan seakan-akan saya sedang memegang pipinya atau pundaknya atau tangannya. Sempat terlintas, rasa-rasanya kalau dilihat sekilas malah seakan saya menamparnya atau memukul angin tapi dengan tujuan bahu/tangan si anak. Haha. Ya sudah, yang penting niat saya baik.
Baiklah, akan saya pikirkan lebih dalam. Biasanya asal saya pikirkan baik-baik, Alloh memberi ilham pada saya. Namun kalau pembaca punya solusi lebih nyaman, bagi dong :)
Thanks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar